Tersusun Dalam Corologi

Peranan Geografi Sebagai Pendidikan Kependudukan


Penduduk merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam geografi. Ruang permukaan bumi saat ini semakin padat oleh meningkatnya jumlah penduduk dunia. Berapa jumlah penduduk Indonesia saat ini?Apakah dengan jumlah penduduk yang besar tersebut Indonesia sudah mampu memanfaatkannya dengan maksimal bagi pembangunan?. 

Dalam geografi penduduk, manusia penghuni suatu wilayah dipelajari pola penyebarannya, kepadatannya, pertumbuhannya hingga perbandingannya dengan jumlah luas lahan (mand-land ratio). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk dipelajari relasi keruangan dengan lingkungan tempat mereka hidup.

Berdasarkan proses studi dan analisa tersebut maka akan diperoleh data berkaitan dengan masalah kependudukan pada wilayah tertentu.

Masalah kependudukan yang terjadi di permukaan bumi saat ini disebabkan utamanya karena pertmubuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pemerataan lokasi mereka hidup dan ketidakseimbangan dengan penambahan bahan kebutuhan pokok. 

Jika dikaitakan dalam teori ekonomi Malthus pada abad ke 18 bahwa pertumbuhan penduduk bertambah berdasarkan deret ukur sedangkan perutmbuhan kebutuhan manusia berdasarkan deret hitung. Namun tentunya dengan kemajuan teknologi, teori tersebut bisa diantisipasi asalkan dengan assa keadilan.

Lalu apa saja permasalahan penduduk di Indonesia saat ini?
1. kemiskinan
2. ketidakmerataan penduduk
3. mentalitas lemah
4. sensitif

Itu tentunya hanya sebagian dari rumitnya permasalahan kependudukan di Indonesia dan geografi memiliki peran untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut tentunya berintegrasi dengan ilmu lainnya seperti ekonomi, sosisologi dan ekologi contohnya.

Pendidikan Kependudukan merupakan proses pendidikan yang tekanannya kepada informasi masalah kependudukan yang tujuannya mengubah masyarakat ke arah hal-hal positif dalam menanggulangi maslaah kependudukan. Secara sederhana peranan geografi pada pendidikan kependudukan yaitu:

1. Menumbuhkan pemahaman siswa akan masalah sosial dan masalah geografi sebagai akibat dari kesenjangan antara pertumbuhan penduduk dan daya dukung lahan.

2. Membina sikap mental masyarakat agar lebih positif dalam menyikapi setiap permasalahan penduduk.

3. Membimbing peserta didik agar dapat mencari jalan keluar secara holistik untuk mengatasi permasalahn kependudukan.


Sumber : Iwan Hermawan. Geografi Sebuah Pengantar.

Share:

Profil Gede Ngurah Wididana (Pak Oles) - Mengembangkan Teknologi EM di Indonesia



Gede Ngurah Wididana atau dikenal dengan sebutan Pak Oles adalah seorang pengusaha yang menciptakan produk Minyak Oles Bokashi, suatu produk dari ekstrak minyak tanaman obat yang multi khasiat. Selain itu iapun berhasil menemukan puluhan jenis produk berbahan herbal untuk tujuan kesehatan, kecantikan dan lingkungan.


Biografi

Gede Ngurah Wididana lahir di singaraja tahun 1961. Dia menyelesaikan pendidikan s1 tahun 1985 di Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pendidikan S2 diselesaikan di Faculty of Agriculture, University of The Ryuksyus, Japan, pada 1990. Di University of The Ryukyus Pak Oles belajar langsung dengan Prof. Dr. Teruo Higa yaitu guru besar penemu Teknologi EM (Effective Microorganisms) yang produknya dapat diterapkan dalam bidang pertanian, peternakan, lingkungan dan kesehatan.

Selanjutnya pada awal tahun 1990, Gede Ngurah Wididana mendirikan yayasan IKNFS (Indonesian Kyusei Nature Farming Societies) dan yayasan IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam), suatu lembaga untuk mengembangkan pertanian organik di Indonesia. 

Selanjutnya, atas ijin Prof. Dr. Teruo Higa, Gede Ngurah Wididana mengembangkan teknologi EM di Indonesia. Dengan menggunakan Teknologi EM beberapa produk pupuk organik bisa dihasilkan, yaitu : EM4, Sarula, Saferto, Ecocity dan Bokashi Kotaku. Pada tahun 1993, Gede Ngurah Wididana mendirikan PT. Songgolangit Persada untuk memasarkan produk pupuk organik.


Penemuan

Pada tahun 1997 Gede ngurah wididana menciptakan produk Minyak Oles Bokashi, suatu produk dari ekstrak minyak tanaman obat yang multi khasiat. Dari hasil penelitiannya, Gede Ngurah Wididana berhasil menemukan puluhan jenis produk berbahan herbal untuk tujuan kesehatan, kecantikan dan lingkungan. Pada tahun 1997, Gede Ngurah Wididana mendirikan PT. Karya Pak Oles Tokcer untuk memasarkan produk hasil temuannya yang dibuat berdasarkan Teknologi EM.


Teknologi EM (Effective Microorganisms)

Dalam tahun 1980-an, Prof Dr.Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang memperkenalkan konsep EM  atau Effective mikroorganisme (EM) setalah mengadakan penelitian hampir 20 tahun tentang kehidupan mikroorganisme effective.  

Dalam penelitian tersebut, sekelompok mikroorganisme effective yang bermanfaat oleh Prof Dr.Teruo Higa dikembangkan dan digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki effisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman yang kemudian disebut dengan Effective Microorganisms yang disingkat EM.

Teknologi EM merupakan bioteknologi yang dikembangkan sejalan dengan prinsip – prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan, mengurangi atau menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan memanfaatkan sistem alami untuk meningkatkan produktivitas tanah,  mengurangi biaya produksi serta menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.

Alternative baru ini didasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami seperti limbah hasil panen an pupuk kandang. EM (Effective Microorganisms) yang dicampur dengan limbah bahan organik dapat dimasukan kembali ke dalam tanah sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah. EM bertindak sebagai agen pengendali. Secara biologis dengan cara menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitatori dekomposisi senyawa beracun di dalam tanah. 

Teknologi yang menggambungkan berbagai mikroorganisme menguntungkan ini dapat digunakan untuk meningkatkan penganekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman, yang semua ini berarti meningkatkan hasil.

Menurut Matsumoto, Y., (1993) Prinsip-prinsip pertanian alami  yang dijadikan acuan dalam pengembangan teknologi EM adalah bahwa teknologi ini harus :
  • Menghasilkan bahan makanan yang aman dan bergizi untuk peningkatan kesehatan manusia.
  • Secara ekonomis dan sepiritual bermanfaat bagi petani dan produsen maupun bagi konsumen.
  • Berkelanjutan dan dapat secara mudah dilakukan oleh setiap orang.
  • Melestarikan lingkungan.
  • Menghasilkan bahan makanan berkualitas tinggi yang cukup bagi penduduk dunia yang terus bertambah.


Share: